Jumat, 20 November 2020

DL BERBASIS ADIWIYATA, TINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

 


oleh :

Lusita Indriaswati, S. Pd

Guru Matematika SMP Negeri 1 Ngadirojo, Wonogiri

 

Kegagalan pembelajaran matematika tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional Matematika “jeblok”. Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap siswa sebagai “momok”, artinya siswa cenderung takut setiap ada pelajaran matematika di kelas. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran sedangkan guru sebagai subjeknya. Siswa hanya duduk dan mendengarkan sebagai layaknya penonton dalam gedung bioskop. Kegagalan pencapaian hasil belajar matematika ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang siswa tetapi juga dimungkinkan karena faktor guru. Guru dalam pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional dan belum menggunakan strategi pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang nanti kedepannya akan membawa perubahan seiring banyak tantangan yang menghadang. Kondisi ini disinyalir juga terjadi di SMP Negeri 1 Ngadirojo.

Di SMP Negeri 1 Ngadirojo, hasil belajar matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi pada kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 di bawah rata-rata. Strategi pembelajaran yang cocok sangat dibutuhkan untuk pendukung pembelajaran. DL merupakan pendekatan Discovery Learning, pendekatan ini salah satu pendekatan yang dianjurkan dalam Kurikumum 2013. Arends dalam Trianto (2009:22) menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Model discovery learning yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi diharapkan dapat mengoorganisasi sendiri. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa sesuai tujuan sehingga siswa dapat menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.

Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dengan menggunakan Adiwiyata berbasis lingkungan ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah menuju Adiwiyata Mandiri yaitu mewujudkan warga sekolah yang berwawasan lingkungan dan terwujudnya sekolah yang nyaman, asri, indah dan menyenangkan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran Adiwiyata berbasis lingkungan ini yaitu pertama, siswa diajak mengamati tanaman yang ada di kebun jahe, kencur, serai dan jeruk nipis yang berada di lingkungan kebun sekolah. Siswa membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis, yang kedua siswa memasarkan hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis ke lingkungan pasar tradisional yang berada kurang lebih 5 km tidak jauh letaknya dari SMP Negeri 1 Ngadirojo. Siswa dapat membuat model matematika serta menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi dengan menggunakan lingkungan sekitar.

Dengan memanfaatkan media pembelajaran Adiwiyata berbasis lingkungan ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada materi  membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Siswa lebih memahami konsep dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata menjadi model matematika.


0 komentar:

Posting Komentar