WONOGIRI

SUKSES

PENDIDIKAN HEBAT

PKB

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

KREASI 01 WONOGIRI

Kreatif,Responsif,Atraktif dan Berpreastasi

Adiwiyata Pasti Bisa

Wujudkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan

FOTO ESPENSA

Guru dan Karyawan Espensa

PIKI

Alat Peraga

Jumat, 20 November 2020

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 NGADIROJO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018/2019


 

LUSITA INDRIASWATI, S.Pd

Guru Matematika SMP Negeri 1 Ngadirojo Wonogiri

Email : lusita.indriaswati@gmail.com

 

ABSTRAK

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar Matematika materi sistem persamaan linear dua variabel melalui pendekatan Discovery Learning pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII B SMP Negeri 1 Ngadirojo Wonogiri yang berjumlah 28 siswa. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari  perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diperoleh melalui catatan lapangan, observasi, tes. Dalam  penelitian ini dipakai data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yakni mencari rerata skor hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel selain itu juga mencari data kualitatif hasil observasi terhadap kemampuan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  terjadi peningkatan hasil belajar dicapai siswa, yaitu dapat dilihat dari hasil observasi awal, rata-rata hasil belajar siswa 63,39, siswa yang tuntas 42,86%. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 78,21, jumlah siswa yang tuntas 78,57%, dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 92,32, jumlah siswa yang tuntas 92,86%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Discovery Learning Berbantuan Lingkungan dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019.

 

Kata Kunci: Hasil Belajar, Discovery Learning, Lingkungan

  

DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta

 

Dalyono M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

 

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

 

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

 

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia

 

Kemendikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum

 

Nana Sudjana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cetakan ketujuhbelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

SMP Negeri 1 Ngadirojo.2018. Kurikulum 2013 SMP Negeri 1 Ngadirojo. Wonogiri. Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Wonogiri.

 

Sudijono, Anas. 2011. Evaluai Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

 

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_060909_chapter2.pdf).

 

 

 

 


LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP

 

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP

 

A.    PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Oleh karena itu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesi guru. Pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG), sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Sebagai tindak lanjut hasil pelaksanaan UKG dilakukan pelatihan guru pasca UKG yang pada tahun 2016 bernama Program Guru Pembelajar. Pada tahun 2017 bernama Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, sedangkan tahun 2018 bernama Program Diklat Guru dengan menggunakan moda tatap muka.

Tujuan Program Diklat Guru adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional yang dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG). Sasaranya adalah guru kelas, guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling serta melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi guru kejuruan. Dengan harapan semua jenjang pendidikan memperoleh rata-rata nasional yaitu 75. Pada era abad 21 ini dituntut untuk kita menguasai 4C yaitu creative, critical thinking, communicative dan collaborative serta kemampuan Berfikir Penalaran Tingkat tinggi (HOTS) logis dan reflektif. Disamping itu siswa diberikan Penanaman Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah.

Oleh karena itu kita dalam menghadapi kemajuan zaman dan untuk memenuhi tuntutan abad 21 dengan menggunakan Penalaran Tingkat Tinggi (HOTS) maka Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru perlu dilaksanakan.

 

2.      NAMA KEGIATAN

Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran Matematika SMP

3.      PELAKSANAAN

a)     Hari/tanggal     : 31 Oktober 2018 s. d 21 November 2018

b)   Tempat             :  Gedung PGRI Kabupaten Wonogiri 

c)   Lama waktu      : 60 jam

 

4.      PENYELENGGARA

PPPPTK Matematika Yogyakarta

 

5.      TUJUAN KEGIATAN

a.       Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru

b.      Mendalami PPK dan Gerakan Literasi Nasional

c.       Memiliki kemampuan Pembelajaran Berorientasi Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi (HOTS)

d.      Memperdalam Materi Paedagogik dan Profesional KKA

 

B.    ISI

1.      TUJUAN MENGIKUTI KEGIATAN

Tujun mengikuti Workshop ini adalah:

a.   Menguasai Program PKB Guru sehingga guru dapat mengembangkan dan melakukan inovasi dalam mebuat karya inovatif

b.      Memiliki Kecakapan Abad 21 yaitu 4C creative, critical thinking, communicative dan collaborative serta kemampuan Berfikir Penalaran Tingkat tinggi (HOTS) logis dan reflektif

c.       Mendalami materi paedagogik dan profesional KK A tentang Aljabar dalam matematika

d.      Mendalami materi paedagogik dan profesional KK F tentang geometri

 

2.      DESKRIPSI MATERI

Deskripsi materi Penulisan Buku diuraikan sebagai berikut:

a)    Kemampuan membuat dan menyelesaikan soal HOTS

b)   Penguatan Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan yang diinginkan di abad 21

 

3.      TINDAK LANJUT

Tindak lanjut dari Workshop ini adalah:

a)      Membuat buku dalam bidang pendidikan yang bisa diterapan pada peserta didik

b)      Berbagi pengalaman dan ilmu melalui karya berupa buku untuk mensukseskan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS )

 

4.      DAMPAK

Dampak terhadap kompetensi dan profesionalitas guru, mutu KBM dan peserta didik adalah :

a)   Meningkatkan profesionalisme guru dalam PKB

b)   Memberikan contoh kepada Peserta didik untuk mensukseskan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) dan mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermutu.

c)   Penanaman Pendidikan karakter pada siswa

 

C.    PENUTUP

Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan guru ini membekali Guru untuk menambah ilmu para guru dengan melakukan Gerakan Literasi  dan PPK sertab menyelesaikan soal yang memiliki penalaran yang tinggi sehingga dalam proses pembelajaran guru memiliki wawasaan yang luas sehingga peserta didk dalam pembelajaran menjadi tertarik dan tidak jenuh. Diharapkan bahwa semua peserta mampu memahami materi yang disampikan guru dan hasil belajar menjadi meningkat.


MATRIKS PELAKSANAAN BIMTEK

A.    LAMPIRAN

ü  UNDANGAN BIMTEK

ü  SURAT TUGAS BIMTEK

ü  SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN

ü  SERTIFIKAT BIMTEK

Ngadirojo, 24 November 2018

Penulis Laporan

 

LUSITA INDRIASWATI, S.Pd

NIP. 19801005 200801 2 026


DL BERBASIS ADIWIYATA, TINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

 


oleh :

Lusita Indriaswati, S. Pd

Guru Matematika SMP Negeri 1 Ngadirojo, Wonogiri

 

Kegagalan pembelajaran matematika tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional Matematika “jeblok”. Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap siswa sebagai “momok”, artinya siswa cenderung takut setiap ada pelajaran matematika di kelas. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran sedangkan guru sebagai subjeknya. Siswa hanya duduk dan mendengarkan sebagai layaknya penonton dalam gedung bioskop. Kegagalan pencapaian hasil belajar matematika ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang siswa tetapi juga dimungkinkan karena faktor guru. Guru dalam pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional dan belum menggunakan strategi pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang nanti kedepannya akan membawa perubahan seiring banyak tantangan yang menghadang. Kondisi ini disinyalir juga terjadi di SMP Negeri 1 Ngadirojo.

Di SMP Negeri 1 Ngadirojo, hasil belajar matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi pada kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 di bawah rata-rata. Strategi pembelajaran yang cocok sangat dibutuhkan untuk pendukung pembelajaran. DL merupakan pendekatan Discovery Learning, pendekatan ini salah satu pendekatan yang dianjurkan dalam Kurikumum 2013. Arends dalam Trianto (2009:22) menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Model discovery learning yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi diharapkan dapat mengoorganisasi sendiri. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa sesuai tujuan sehingga siswa dapat menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.

Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dengan menggunakan Adiwiyata berbasis lingkungan ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah menuju Adiwiyata Mandiri yaitu mewujudkan warga sekolah yang berwawasan lingkungan dan terwujudnya sekolah yang nyaman, asri, indah dan menyenangkan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran Adiwiyata berbasis lingkungan ini yaitu pertama, siswa diajak mengamati tanaman yang ada di kebun jahe, kencur, serai dan jeruk nipis yang berada di lingkungan kebun sekolah. Siswa membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis, yang kedua siswa memasarkan hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis ke lingkungan pasar tradisional yang berada kurang lebih 5 km tidak jauh letaknya dari SMP Negeri 1 Ngadirojo. Siswa dapat membuat model matematika serta menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi dengan menggunakan lingkungan sekitar.

Dengan memanfaatkan media pembelajaran Adiwiyata berbasis lingkungan ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada materi  membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Siswa lebih memahami konsep dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata menjadi model matematika.


Minggu, 08 November 2020

TINGKATKAN HASIL BELAJAR PYTHAGORAS DENGAN “KARKAS”

 

oleh :

Lusita Indriaswati, S. Pd

Guru Matematika SMP Negeri 1 Ngadirojo, Wonogiri

 

Kegagalan pembelajaran matematika tidak dapat dipungkiri lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional Matematika “jeblok”. Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap siswa sebagai “momok”, artinya siswa cenderung takut setiap ada pelajaran matematika di kelas. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran sedangkan guru sebagai subjeknya. Siswa hanya duduk dan mendengarkan sebagai layaknya penonton dalam gedung bioskop. Kegagalan pencapaian hasil belajar matematika ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang siswa tetapi juga dimungkinkan karena faktor guru. Guru dalam pembelajaran matemematika masih menggunakan metode konvensional dan belum menggunakan media pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang nanti kedepannya akan membawa perubahan seiring banyak tantangan yang menghadang. Kondisi ini disinyalir juga terjadi di SMP Negeri 1 Ngadirojo.

Di SMP Negeri 1 Ngadirojo, hasil belajar matematika khususnya pada materi menjelaskan dan membuktikan teorema pythagoras dan tripel Pythagoras pada kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di bawah rata-rata. Media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk pendukung pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah ( Hamalik, 1980 : 102). Pada dasarnya media pembelajaran merupakan segala alat yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan dapat menyajikan pesan berbentuk materi pembelajaran kepada siswa. Fungsi media pembelajaran diantaranya : pertama untuk memperjelas penyajian materi agar tidak membosankan dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa, kedua untuk mengatasi keterbatasan daya indera dan ruang waktu agar kegiatan pembelajaran lebih kondusif, ketiga menarik perhatian siswa dan menimbulkan gairah dan semangat belajar siswa.

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi menjelaskan dan membuktikan teorema pythagoras dan tripel Pythagoras adalah menggunakan media pembelajaran “Karkas”. Media pembelajaran “Kaskas” yaitu media pembelajaran menggunakan Kardus Bekas. Media pembelajaran dengan menggunakan kardus bekas ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah menuju Adiwiyata Mandiri yaitu mewujudkan warga sekolah yang berwawasan lingkungan dan terwujudnya sekolah yang nyaman, asri, indah dan menyenangkan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran “Karkas” ini, menggunakan kardus bekas yang tidak terpakai kemudian kardus tersebut dipotong menurut panjang sisi-sisi dalam segitiga siku-siku sehingga siswa dapat membuktikan teorema dan triple pythagoras. Media pembelajaran dari kardus bekas ini dibuat semenarik mungkin dengan mengecat atau dipilok dengan warna yang berbeda-beda. Setelah itu, disusun dan dipadukan dengan persegi dan jajargenjang, sehingga terbentuklah tangram. Tangram merupakan seperti sebuah puzzle yang terdiri dari tujuh buah bangun datar, kemudian disusun sesuai imajinasi misalnya membentuk orang, binatang, rumah, kapal dan sebagainya.

Dengan memanfaatkan media pembelajaran kardus bekas dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi menjelaskan dan membuktikan teorema pythagoras dan tripel Pythagoras. Siswa lebih antusias memahami pythagoras karena pembelajaran menggunakan media yang menyenangkan seperti menyusun puzzle dan membuat mereka menjadi lebih kreatif dalam menyusun tangram. Pemanfaatan kardus bekas ini juga merupakan salah satu cara reuse, menggunakan kembali barang limbah yang tidak terpakai menjadi barang yang yang menarik dalam pembelajaran seperti salah satu tujuan dari sekolah Adiwiyata.

Sabtu, 07 November 2020

Aplikasi Bungee Jumping melalui Pendekatan STEM

Oleh :

Lusita Indriaswati


Pernahkah kalian bermain bungee jumping ? Bagaimana bungee jumping dilakukan? Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat bungee jumping?

Bungee jumping sudah tidak asing lagi karena merupakan suatu permainan yang membutuhkan adrenalin yang tinggi. Terjun lenting (bungee jumping) adalah sebuah aktivitas saat seseorang terjun dari sebuah tempat tinggi (biasanya beberapa ratus kaki/meter) dengan satu ujung dari tali elastis yang ditempel di badan atau pergelangan kaki dan ujung talinya satunya terikat ke titik lompatan. Saat terjun, tali tersebut akan melar setelah mengambil energi dari lompatan, dan peloncat akan terlontar balik ketika tali tersebut memendek. Peloncat akan berosilasi naik dan turun sampai energi dari loncatan habis.

            Bungee jumping merupakan permainan yang menggunakan pendekatan STEM. Apakah pendekatan STEM itu ? Pendekatan STEM adalah merupakan pendekatan pada abad XXI dan Revolusi Industri 4.0 dengan menggunakan 4C (critical thinking, creativity, communication, colaboration) yang mengintegrasikan Science, Technology, Engineering dan Mathematics yang berguna untuk memecahkan masalah pada dunia nyata bersifat kekinian sesuai dengan kehidupan yang akan datang dan akan menghasilkan produk berupa objek, proses/ sistem.

Science (sains) merupakan kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran untuk menjelaskan secara objektif fenomena alam yang selalu berubah-ubah. Penyelidikan dan penelitian sains dapat digunakan untuk mengidentifikasi bukti-bukti yang dibutuhkan untuk menjawab pertabyaan ilmiah dan permasalahan dalam kehidupan manusia

Technology (teknologi) merupakan inovasi/ penemuan manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keunginan manusia dalam memperbaiki kualitas hidup. Contoh teknologi : pompa sabun, gunting, kertas, tutup botol dll

Engineering merupakan pengetahuan dan ketrampilan untuk mendesain dan mengkontruksi mesin, peralatan , sistem material dan proses yang digunakan manusia untuk mempermudah pekerjaan.

Mathematics (Matematika) adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan numerasi, pola dan hubungan antara ruang dan bentuk, ketrampilan berfikir, secara bernalar, rasional dan logis dan digunakan dalam pemecahan masalah.

 STEM dan Kurikulum 2013

Analisis STEM pada Kurikulum 2013


Langkah-langkah analisis STEM :

Yang kita lakukan pada Pendekatan STEM :


Perhatikan video Terjun Lenting (Bungee Jumping) di bawah ini :



Rancangan Aktivitas Terjun Lenting (Bungee Jumping):

     .    Mengenalkan Konteks

Aktivitas terjun lenting (Bungee Jumping)

      2.    Mengidentifikasi masalah

Terjun lenting dengan diberikan persyaratan dan batasan masalah jumlah karet yang dirangkai

      3.    Mendiskusikan

Menyelesaikan masalah serta memilih metode yang terbaik untuk diprediksi

      4.    Merekayasa/ mendesain

Rangkaian susunan untuk menyusun rangkaian terjun lenting yang menjawab tantangan mengenai “ keamanan dan kenyamanan)

      5.    Melakukan perbaikan

Dari prediksi yang sudah ditemukan

      6.    Mempresentasikan

Hasil diskusi kelompok

Kegiatan Kelompok :

1. Siswa berkelompok beranggotakan 4 – 5 siswa

2.  Membuat simulasi kegiatan Bungee Jumping dan mengekspor hubungan tali yang digunakan dengan jarak jatuh yang terjadi

3.  Mendesain Bungee Jumping dengan kelompok

4. Menentukan banyak karet gelang yang dibutuhkan sebagai tali sehingga objek tetap aman ketika bermain bungee jumping di ketinggian yang telah ditentukan

Alat dan Bahan simulasi Terjun Lenting (Bungee Jumping) :

1.  30 Karet gelang

2.  Klip hitam

3.  Magnet pemberat

4.  Meteran

5.  Isolasi

6.  Gawai


Desain Alat :

Tantangan/ Challenge

1.  Jika tinggi tebing yang akan digunakan untuk kegiatan terjun lenting adalah 2,5 m, berapakah jumlah karet yang dibutuhkan agar permainan terjun lenting tetap dapat dilakukan dengan aman dan menyenangkan ?

2. Cobalah membuat beberapa prediksi, selanjutnya coba kembali melalui praktek langsung. Bandingkan prediksimu sebelum dan sesudah percobaan terjun lenting


 Langkah-langkah untuk menyelesaikan tantangan/ Challenge :

1.   Buatlah desain dan kontruksi bungee jump yang diperlukan

2.   Lakukan percobaan bungee jump (terjun lenting)

3.   Untuk mengukur jarak jatuhnya gunakan bantuan gawai (smartphone) untuk merekam menggunakan fasilitas rekaman video

4.   Catat data mengenai jarak jatuh dan jumlah karet yang digunakan yang diperoleh.

5.   Tulislah hasil yang anda peroleh pada tabel yang telah disediakan berikut ini :

6.   Gambarlah grafik berdasarkan data diatas !

7.   Jelaskan metode apa yang kamu gunakan untuk membuat prediksi karet yang digunakan pada ketinggian tertentu ?


Simulasi Bungee Jumping pada ketinggian tertentu :


Berdasarkan hasil pengamatan :


Grafik berdasarkan tabel pengamatan:


Metode yang digunakan berdasarkan tabel pengamatan dan grafik diatas adalah :

Melalui titik (0,0) dan (22,195)


Terjun lenting (bungee jumping) merupakan aplikasi matematika pada materi Persamaan garis lurus. Persamaan garis lurus merupakan materi kelas VIII semester ganjil. Dengan menggunakan simulasi bungee jumping ini siswa akan dapat memperkirakan banyaknya karet yang akan dirangkai berdasarkan ketinggian tempat yang akan digunakan agar orang yang memakai bungee jumping akan merasa nyaman dan terjun dengan selamat. Kita menggunaka metode persamaan garis melalui dua buah titik dengan memperkirakan antara banyaknya karet gelang yang diperlukan dengan rata-rata jarak jatuh jump dari 3 buah percobaan.