Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatkan
hasil belajar Matematika materi sistem persamaan linear dua variabel melalui
pendekatan Discovery Learning pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII B SMP
Negeri 1 Ngadirojo Wonogiri yang berjumlah 28 siswa. Prosedur penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diperoleh melalui
catatan lapangan, observasi, tes. Dalam
penelitian ini dipakai data kuantitatif yang dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif, yakni mencari rerata skor hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran Matematika materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
selain itu juga mencari data kualitatif hasil observasi terhadap kemampuan
guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar dicapai siswa, yaitu dapat dilihat
dari hasil observasi awal, rata-rata hasil belajar siswa 63,39, siswa yang
tuntas 42,86%. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I adalah 78,21, jumlah siswa yang tuntas 78,57%,
dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 92,32, jumlah siswa yang tuntas 92,86%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa Pendekatan Discovery Learning Berbantuan Lingkungan dapat Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 1 Ngadirojo Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Discovery Learning, Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi
Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta
Dalyono M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik
dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia
Kemendikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah
Umum
Nana Sudjana. 2013. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar Cetakan ketujuhbelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
SMP Negeri 1 Ngadirojo.2018. Kurikulum 2013 SMP Negeri 1 Ngadirojo.
Wonogiri. Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten
Wonogiri.
Sudijono, Anas. 2011. Evaluai Pendidikan.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MELALUI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP
A.PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Oleh karena itu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus
dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas
standar kompetensi profesi guru.Pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi
Guru (UKG), sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru dan kebutuhan
peningkatan kompetensinya. Sebagai tindak lanjut hasil pelaksanaan UKG
dilakukan pelatihan guru pasca UKG yang pada tahun 2016 bernama Program Guru
Pembelajar.Pada tahun 2017 bernama Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan, sedangkan tahun 2018 bernama Program Diklat Guru dengan
menggunakan moda tatap muka.
Tujuan Program Diklat Guru adalah untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik dan profesional yang dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG).
Sasaranya adalah guru kelas, guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling
serta melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi guru kejuruan. Dengan harapan
semua jenjang pendidikan memperoleh rata-rata nasional yaitu 75. Pada era abad 21 ini dituntut untuk kita
menguasai 4C yaitu creative, critical thinking, communicative
dan collaborative serta kemampuan Berfikir
Penalaran Tingkat tinggi (HOTS) logis dan reflektif. Disamping itu siswa
diberikan Penanaman Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah.
Oleh karena itu kita dalam menghadapi
kemajuan zaman dan untuk memenuhi tuntutan abad 21 dengan menggunakan Penalaran
Tingkat Tinggi (HOTS) maka Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan
dan Pelatihan Guru perlu
dilaksanakan.
2.NAMA KEGIATAN
Workshop Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran
Matematika SMP
3.PELAKSANAAN
a)Hari/tanggal : 31 Oktober 2018 s. d 21 November 2018
b)Tempat :
Gedung PGRI Kabupaten Wonogiri
c)Lama waktu : 60 jam
4.PENYELENGGARA
PPPPTK Matematika
Yogyakarta
5.TUJUAN KEGIATAN
a.Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru
b.Mendalami
PPK dan Gerakan Literasi Nasional
c.Memiliki
kemampuan Pembelajaran Berorientasi Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi (HOTS)
d.Memperdalam
Materi Paedagogik dan Profesional KKA
B.ISI
1.TUJUAN MENGIKUTI KEGIATAN
Tujun mengikuti Workshop ini
adalah:
a.Menguasai Program
PKB Guru sehingga guru dapat mengembangkan dan melakukan inovasi dalam mebuat
karya inovatif
b.Memiliki
Kecakapan Abad 21 yaitu 4C creative, critical thinking,
communicative dan collaborative serta
kemampuan Berfikir Penalaran Tingkat tinggi (HOTS) logis dan reflektif
c.Mendalami
materi paedagogik dan profesional KK A tentang Aljabar dalam matematika
d.Mendalami
materi paedagogik dan profesional KK F tentang geometri
2.DESKRIPSI MATERI
Deskripsi materi Penulisan Buku diuraikan sebagai
berikut:
a)Kemampuan membuat
dan menyelesaikan soal HOTS
b)Penguatan
Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan yang
diinginkan di abad 21
3.TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari Workshop ini adalah:
a)Membuat buku
dalam bidang pendidikan yang bisa diterapan pada peserta didik
b)Berbagi
pengalaman dan ilmu melalui karya berupa buku untuk mensukseskan Gerakan
Literasi Sekolah ( GLS )
4.DAMPAK
Dampak terhadap kompetensi dan profesionalitas guru, mutu
KBM dan peserta didik adalah :
a)Meningkatkan
profesionalisme guru dalam PKB
b)Memberikan
contoh kepada Peserta didik untuk mensukseskan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS)
dan mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermutu.
c)Penanaman
Pendidikan karakter pada siswa
C.PENUTUP
Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
melalui Pendidikan dan Pelatihan guru ini membekali Guru untuk menambah ilmu
para guru dengan melakukan Gerakan Literasi
dan PPK sertab menyelesaikan soal yang memiliki penalaran yang tinggi
sehingga dalam proses pembelajaran guru memiliki wawasaan yang luas sehingga
peserta didk dalam pembelajaran menjadi tertarik dan tidak jenuh. Diharapkan
bahwa semua peserta mampu memahami materi yang disampikan guru dan hasil
belajar menjadi meningkat.
Kegagalan pembelajaran matematika tidak
dapat dipungkiri lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata Ujian
Nasional Matematika “jeblok”. Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap
siswa sebagai “momok”, artinya siswa cenderung takut setiap ada pelajaran
matematika di kelas. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran sedangkan guru
sebagai subjeknya. Siswa hanya duduk dan mendengarkan sebagai layaknya penonton
dalam gedung bioskop. Kegagalan pencapaian hasil belajar matematika ini tidak
hanya dilihat dari sudut pandang siswa tetapi juga dimungkinkan karena faktor
guru. Guru dalam pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional
dan belum menggunakan strategi pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena
itu, diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yang
nanti kedepannya akan membawa perubahan seiring banyak tantangan yang
menghadang. Kondisi ini disinyalir juga terjadi di SMP Negeri 1 Ngadirojo.
Di SMP Negeri 1 Ngadirojo, hasil
belajar matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabelyaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan
menentukan selesaian sistem persamaanlinear dua variabel dengan
metode eliminasi dan substitusipada kelas VIII semester
gasal tahun pelajaran 2018/2019 di bawah rata-rata. Strategi pembelajaran yang
cocok sangat dibutuhkan untuk pendukung pembelajaran. DL merupakan pendekatan
Discovery Learning, pendekatan ini salah
satu pendekatan yang dianjurkan dalam Kurikumum 2013. Arends dalam Trianto
(2009:22) menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungannya dan sistem
pengelolaannya. Model discovery learning yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi diharapkan dapat mengoorganisasi sendiri. Discovery
merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan
kontruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep
dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Guru berperan membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa sesuai
tujuan sehingga siswa dapat menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan.
Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel yaitu kompetensi dasar membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem persamaanlinear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Media
pembelajaran dengan menggunakan Adiwiyata berbasis lingkungan ini sesuai dengan
visi, misi dan tujuan SMP Negeri 1 Ngadirojo sebagai sekolah menuju Adiwiyata
Mandiri yaitu mewujudkan warga sekolah yang berwawasan lingkungan dan
terwujudnya sekolah yang nyaman, asri, indah dan menyenangkan dalam proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran Adiwiyata
berbasis lingkungan ini yaitu pertama, siswa diajak mengamati tanaman yang ada
di kebun jahe, kencur, serai dan jeruk nipis yang berada di lingkungan kebun
sekolah. Siswa membuat model matematika dan menentukan selesaian sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis, yang kedua siswa
memasarkan hasil panen jahe, kencur, serai dan jeruk nipis ke lingkungan pasar
tradisional yang berada kurang lebih 5 km tidak jauh letaknya dari SMP Negeri 1
Ngadirojo. Siswa dapat membuat model matematika serta menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi dengan menggunakan lingkungan sekitar.
Dengan
memanfaatkan media pembelajaran Adiwiyata berbasis lingkungan ini dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
pada materi membuat model matematika dan
menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan
metode eliminasi dan substitusi. Siswa lebih memahami konsep dan menyelesaikan
masalah dalam kehidupan nyata menjadi model matematika.
Kegagalan pembelajaran matematika tidak
dapat dipungkiri lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata Ujian
Nasional Matematika “jeblok”. Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap
siswa sebagai “momok”, artinya siswa cenderung takut setiap ada pelajaran
matematika di kelas. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran sedangkan guru
sebagai subjeknya. Siswa hanya duduk dan mendengarkan sebagai layaknya penonton
dalam gedung bioskop. Kegagalan pencapaian hasil belajar matematika ini tidak
hanya dilihat dari sudut pandang siswa tetapi juga dimungkinkan karena faktor
guru. Guru dalam pembelajaran matemematika masih menggunakan metode
konvensional dan belum menggunakan media pembelajaran yang cocok bagi siswa.
Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang nanti kedepannya akan membawa perubahan seiring banyak
tantangan yang menghadang. Kondisi ini disinyalir juga terjadi di SMP Negeri 1
Ngadirojo.
Di SMP Negeri 1 Ngadirojo, hasil
belajar matematika khususnya pada materi menjelaskan danmembuktikan teorema
pythagoras dan tripelPythagoras
pada kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di bawah rata-rata.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk pendukung pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah ( Hamalik, 1980 : 102). Pada
dasarnya media pembelajaran merupakan segala alat yang dapat merangsang siswa
untuk belajar dan dapat menyajikan pesan berbentuk materi pembelajaran kepada
siswa. Fungsi media pembelajaran diantaranya : pertama untuk memperjelas
penyajian materi agar tidak membosankan dan dapat dipahami dengan mudah oleh
siswa, kedua untuk mengatasi keterbatasan daya indera dan ruang waktu agar kegiatan
pembelajaran lebih kondusif, ketiga menarik perhatian siswa dan menimbulkan
gairah dan semangat belajar siswa.
Media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika pada materi menjelaskan danmembuktikan teorema
pythagoras dan tripelPythagoras
adalah menggunakan media pembelajaran “Karkas”. Media pembelajaran “Kaskas”
yaitu media pembelajaran menggunakan Kardus Bekas. Media pembelajaran dengan
menggunakan kardus bekas ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Negeri 1
Ngadirojo sebagai sekolah menuju Adiwiyata Mandiri yaitu mewujudkan warga
sekolah yang berwawasan lingkungan dan terwujudnya sekolah yang nyaman, asri,
indah dan menyenangkan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar
kelas. Media pembelajaran “Karkas” ini, menggunakan kardus bekas yang tidak
terpakai kemudian kardus tersebut dipotong menurut panjang sisi-sisi dalam
segitiga siku-siku sehingga siswa dapat membuktikan teorema dan triple
pythagoras. Media pembelajaran dari kardus bekas ini dibuat semenarik mungkin
dengan mengecat atau dipilok dengan warna yang berbeda-beda. Setelah itu,
disusun dan dipadukan dengan persegi dan jajargenjang, sehingga terbentuklah
tangram. Tangram merupakan seperti sebuah puzzle
yang terdiri dari tujuh buah bangun datar, kemudian disusun sesuai imajinasi
misalnya membentuk orang, binatang, rumah, kapal dan sebagainya.
Dengan
memanfaatkan media pembelajaran kardus bekas dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi menjelaskan danmembuktikan
teorema pythagoras dan
tripelPythagoras. Siswa lebih antusias memahami pythagoras karena
pembelajaran menggunakan media yang menyenangkan seperti menyusun puzzle dan membuat mereka menjadi lebih
kreatif dalam menyusun tangram. Pemanfaatan kardus bekas ini juga merupakan salah
satu cara reuse, menggunakan kembali
barang limbah yang tidak terpakai menjadi barang yang yang menarik dalam
pembelajaran seperti salah satu tujuan dari sekolah Adiwiyata.
Pernahkah
kalian bermain bungee jumping ? Bagaimana bungee jumping
dilakukan? Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat bungee jumping?
Bungee
jumping
sudah tidak asing lagi karena merupakan suatu permainan yang membutuhkan
adrenalin yang tinggi. Terjun lenting (bungee jumping) adalah sebuah aktivitas saat seseorang terjun
dari sebuah tempat tinggi (biasanya beberapa ratus kaki/meter) dengan satu ujung
dari tali elastis yang ditempel di badan atau pergelangan kaki dan ujung
talinya satunya terikat ke titik lompatan. Saat terjun, tali tersebut akan
melar setelah mengambil energi dari lompatan, dan peloncat akan terlontar balik
ketika tali tersebut memendek. Peloncat akan berosilasi naik dan turun sampai
energi dari loncatan habis.
Bungee jumping merupakan
permainan yang menggunakan pendekatan STEM. Apakah pendekatan STEM itu ?
Pendekatan STEM adalah merupakan pendekatan pada abad XXI dan Revolusi Industri
4.0 dengan menggunakan 4C (critical thinking, creativity, communication,
colaboration) yang mengintegrasikan Science, Technology, Engineering dan
Mathematics yang berguna untuk memecahkan masalah pada dunia nyata bersifat
kekinian sesuai dengan kehidupan yang akan datang dan akan menghasilkan produk berupa
objek, proses/ sistem.
Science (sains) merupakan
kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran untuk
menjelaskan secara objektif fenomena alam yang selalu berubah-ubah. Penyelidikan
dan penelitian sains dapat digunakan untuk mengidentifikasi bukti-bukti yang
dibutuhkan untuk menjawab pertabyaan ilmiah dan permasalahan dalam kehidupan
manusia
Technology (teknologi)
merupakan inovasi/ penemuan manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar
memenuhi kebutuhan dan keunginan manusia dalam memperbaiki kualitas hidup.
Contoh teknologi : pompa sabun, gunting, kertas, tutup botol dll
Engineering merupakan
pengetahuan dan ketrampilan untuk mendesain dan mengkontruksi mesin, peralatan
, sistem material dan proses yang digunakan manusia untuk mempermudah
pekerjaan.
Mathematics
(Matematika)
adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan numerasi, pola dan hubungan antara
ruang dan bentuk, ketrampilan berfikir, secara bernalar, rasional dan logis dan
digunakan dalam pemecahan masalah.
STEM
dan Kurikulum 2013
Analisis
STEM pada Kurikulum 2013
Langkah-langkah
analisis STEM :
Yang
kita lakukan pada Pendekatan STEM :
Perhatikan video Terjun Lenting (Bungee Jumping) di bawah ini :
Rancangan
Aktivitas Terjun Lenting (Bungee Jumping):
.Mengenalkan Konteks
Aktivitas
terjun lenting (Bungee Jumping)
2.
Mengidentifikasi masalah
Terjun
lenting dengan diberikan persyaratan dan batasan masalah jumlah karet yang
dirangkai
3.
Mendiskusikan
Menyelesaikan
masalah serta memilih metode yang terbaik untuk diprediksi
4.
Merekayasa/ mendesain
Rangkaian
susunan untuk menyusun rangkaian terjun lenting yang menjawab tantangan
mengenai “ keamanan dan kenyamanan)
5.
Melakukan perbaikan
Dari
prediksi yang sudah ditemukan
6.
Mempresentasikan
Hasil diskusi kelompok
Kegiatan Kelompok :
1. Siswa berkelompok
beranggotakan 4 – 5 siswa
2. Membuat simulasi kegiatan Bungee Jumping dan
mengekspor hubungan tali yang digunakan dengan jarak jatuh yang terjadi
3. Mendesain Bungee Jumping dengan
kelompok
4. Menentukan
banyak karet gelang yang dibutuhkan sebagai tali sehingga objek tetap aman
ketika bermain bungee jumping di ketinggian yang telah ditentukan
Alat
dan Bahan simulasi Terjun Lenting (Bungee Jumping) :
1. 30 Karet gelang
2. Klip hitam
3. Magnet pemberat
4. Meteran
5. Isolasi
6. Gawai
Desain
Alat :
Tantangan/ Challenge
1. Jika
tinggi tebing yang akan digunakan untuk kegiatan terjun lenting adalah 2,5 m, berapakah
jumlah karet yang dibutuhkan agar permainan terjun lenting tetap dapat
dilakukan dengan aman dan menyenangkan ?
2. Cobalah membuat beberapa prediksi, selanjutnya
coba kembali melalui praktek langsung. Bandingkan prediksimu sebelum dan
sesudah percobaan terjun lenting
Langkah-langkah untuk menyelesaikan tantangan/ Challenge
:
1.
Buatlah desain dan kontruksi bungee jump yang diperlukan
2. Lakukan percobaan bungee
jump (terjun lenting)
3. Untuk mengukur jarak jatuhnya gunakan
bantuan gawai (smartphone) untuk merekam menggunakan fasilitas rekaman video
4. Catat data mengenai jarak jatuh dan jumlah
karet yang digunakan yang diperoleh.
5. Tulislah hasil yang anda peroleh pada tabel
yang telah disediakan berikut ini :
6. Gambarlah grafik berdasarkan data diatas !
7. Jelaskan metode apa yang kamu gunakan untuk
membuat prediksi karet yang digunakan pada ketinggian tertentu ?
Simulasi Bungee Jumping pada ketinggian
tertentu :
Berdasarkan
hasil pengamatan :
Grafik
berdasarkan tabel pengamatan:
Metode yang digunakan berdasarkan tabel
pengamatan dan grafik diatas adalah :
Melalui titik (0,0) dan (22,195)
Terjun lenting (bungee jumping) merupakan aplikasi matematika pada
materi Persamaan garis lurus. Persamaan garis lurus merupakan materi kelas VIII
semester ganjil. Dengan menggunakan simulasi bungee jumping ini siswa akan
dapat memperkirakan banyaknya karet yang akan dirangkai berdasarkan ketinggian
tempat yang akan digunakan agar orang yang memakai bungee jumping akan
merasa nyaman dan terjun dengan selamat. Kita menggunaka metode persamaan garis
melalui dua buah titik dengan memperkirakan antara banyaknya karet gelang yang
diperlukan dengan rata-rata jarak jatuh jump dari 3 buah percobaan.